Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto saat memberikan cinderamata usai rapat Tim Kunker Spesifik Komisi I DPR RI. Foto: Sofyan/nvl

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi I DPR RI mengapresiasi kesiapan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar dalam mendukung pengamanan pertemuan G-20 dan ajang internasional lainnya di Provinsi Bali. Sebagaimana diketahui, Bali akan menjadi salah satu provinsi diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 pada Oktober 2022 mendatang. Selama KTT G-20 digelar lebih dari 150 pertemuan di 19 kota di Indonesia.

“Selanjutnya, Komisi I DPR RI meminta Lanal Denpasar untuk terus mengoptimalkan langkah-langkah guna mengantisipasi berbagai kerawanan dan ancaman yang muncul (menjelang KTT G20),” kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto saat membacakan kesimpulan rapat Tim Kunker Spesifik Komisi I DPR RI dengan Pangkoarmada II Laksda TNI Iwan Isnurwanto dan Danlanal Denpasar Kol (Mar) I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo beserta jajaran di KRI Makassar, Denpasar, Bali, Sabtu (19/3/2022).

Pada sesi diskusi, sejumlah Anggota Komisi I DPR RI menyampaikan sejumlah catatan dan masukan kepada jajaran Lanal Denpasar. Anggota Komisi I DPR RI Kresna Dewanata Phrosakh mempertanyakan berbagai tindakan preveventif dari Lanal Denpasar terhadap berbagai potensi ancaman menjelang ajang internasional di Bali tersebut. Ia meminta pemetaan terhadap ancaman dan hambatan, baik dari nasional maupun internasional.

“Ini diperlukan, karena wilayah laut Bali yang luas harus terkaver. Dan tentu di G20 ini melihat bahwa potensi-potensi (ancaman dari) nasional ini sendiri mungkin juga memanas, untuk mengganggu atau mengacaukan kegiatan (G20) ini agar tidak berjalan sukses. Baik (ancaman dari) internasional juga, dikarenakan adanya eskalasi dari luar negeri yang menginginkan acara ini tidak berhasil,” kata Kresna.

Senada, Anggota Komisi I DPR RI Junico Siahaan mempertanyakan langkah evakuasi yang akan dilakukan Lanal Denpasar jika muncul ancaman. “Karena memang ini momen luar biasa, tapi kalau anggotanya kurang, hanya 53 persen, apakah akan dipenuhi? Kita jangan main-main. Jangan sampai ada pengecekan dari pemerintah (Menhan, Menko Polhukam, ataupun Setneg) tahunya (personel) kurang. Kita jangan kelihatan tidak siap menghadapi G20, karena bukan hanya kita sebagai tuan rumah, tapi sebagai pejabat presidensi,” pesan Nico.

Danlanal Denpasar Kol (Mar) I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo menjelaskan, terkait pelaksanaan G20 pihaknya sudah menggelar rapat dengan Pangdam Bali, Kapolda dan pihak terkait lainnya, guna mengkoordinasikan banyak hal termaasuk rapat untuk menentukan posisi TNI AL (Lanal). Untuk kekurangan personel, Lanal Denpasar meminta dukungan Lantamal dan juga Lanal yang terdekat yakni Lanal Malang dan Lanal Banyuwangi.

Dalam kesimpulan rapat, Komisi I DPR RI pun mencatat sejumlah hal mendesak dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok Lanal Denpasar, antara lain terkait pemenuhan personel sesuai TOP/DSP, alutsista/KRl beserta pemeliharaannya dan bahan bakar, sarana-prasarana, kesejahteraan prajurit, termasuk tambahan anggaran operasional di lingkungan Lanal Denpasar guna menjadi bahan untuk ditindaklanjuti dalam Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan, Panglima TNI, serta Kepala Staf Angkatan. (sf)